Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang melakukan kebiasaan yang baik di dalam Islam, maka baginya pahala (atas perbuatan baiknya itu) dan (memperoleh) pahala orang-orang yang mengikuti (kebiasaan baiknya) setelah itu, tanpa mengurangi pahala orang-orang yang melakukan kebiasaan baiknya tersebut. Dan barangsiapa yang melakukan kebiasaan yang buruk di dalam Islam, maka baginya dosa (atas perbuatan buruknya itu) dan memperoleh dosa juga atas orang-orang yang mengikuti kebiasaan buruknya setelah itu, tanpa mengurangi dosa orang-orang yang melakukan kebiasaan buruknya tersebut.”
(At-Targhib, juz 1/53).
Ramadhan bulan penuh berkah dan ampunan akan segera berakhir. Di dalamnya, semua amal kewajiban dan sunnah menjadi ladang kebiasaan taqarrub ilallah, termasuk dalam amal bisnis kita. Maka, Ramadhan ini menjadi momentum kita untuk mempertahankan kebiasaan baik kita, mulai puasa, shalat tarawih, berzakat, berbakti pada orang tua, bekerja dan berbisnis secara halal dan thoyyib secara kafa’ah, himmah dan amanah, berdakwah bagi tegaknya kemuliaan Islam dan kaum Muslimin hingga berinfak dan mengorbankan harta dalam perjuangan dakwah Islam.
Ramadhan ini juga menjadi momentum kita untuk menghilangkan dan menghancurkan segala kebiasaan buruk yang mungkin telah kita lakukan sebelumnya, yaitu bermaksiat pada Allah SWT, dengan melakukan pelanggaran terhadap syariatNya, betapapun kecilnya. Karena, sebagaimana sabda Nabi kita yang mulia tadi, setiap amal kebiasaan kita akan berdampak kepada diri kita dan juga orang lain yang mengikutinya. Bisa jadi pahala bisa juga menjadi dosa. Hanya itu pilihannya. Sudah tentu amal kebiasaan yang berbalas pahala yang kita pilih. Insya Allah.
Sumber :
Muhammad Karebet Widjajakusuma mengirim pesan kepada anggota Pengusaha Rindu Syariah.
Syekh Muhammad Yusuf al-Kandahlawi, Kisah-Kisah Sahabat Nabi SAW dalam Berinfak dan Mengorbankan Harta (2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar